Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan III 2009 secara keseluruhan mencatat surplus US$3,5 miliar,meningkat dibandingkan surplus US$1,1 miliar pada triwulan II 2009. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif terhadap surplus neraca pembayaran tersebut. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan III 2009 meningkat menjadi US$62,3 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Transaksi berjalan pada triwulan III 2009 mencatat surplus US$1,7 miliar, menurun dibandingkan surplus US$2,9 miliar pada triwulan II 2009. Penurunan surplus ini terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja neraca perdagangan nonmigas dan neraca perdagangan minyak. Ekspor nonmigas melanjutkan tren kenaikan yang terjadi sejak triwulan sebelumnya, ditopang oleh masih kuatnya permintaan di beberapa negara kawasan Asia dan berlanjutnya kenaikan harga beberapa produk ekspor utama di pasar internasional, khususnya komoditas primer.
Namun, akselerasi kegiatan ekonomi domestik mendorong impor nonmigas tumbuh lebih cepat (16,3%, q.t.q) daripada ekspor nonmigas (9,5%, q.t.q) sehingga surplus neraca perdagangan nonmigas berkurang dibandingkan triwulan sebelumnya. Akselerasi kegiatan ekonomi domestik, disertai faktor musiman Lebaran, juga menyebabkan kenaikan konsumsi BBM dan impor minyak sehingga menimbulkan defisit pada neraca perdagangan minyak.
Sekalipun demikian, kinerja transaksi berjalan terbantu oleh kenaikan surplus neraca perdagangan gas seiring telah berproduksinya lapangan gas Tangguh dan meningkatnya harga minyak dunia.
Penurunan surplus transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh perbaikan kinerja transaksi modal dan finansial. Pada triwulan III 2009 transaksi modal dan finansial mencatat surplus $3,0 miliar, setelah pada periode sebelumnya mengalami defisit US$2,2 miliar. Surplus ini bersumber dari perbaikan kinerja investasi portofolio dan investasi lainnya. Kondisi makroekonomi di dalam negeri yang semakin membaik, didukung oleh suku bunga instrumen rupiah yang relatif menarik, memicu kenaikan arus masuk investasi portofolio. Pada kelompok investasi lainnya, prospek ekonomi yang membaik, kondisi likuiditas global yang melonggar, serta suku bunga luar negeri yang relatif rendah, mendorong kenaikan penarikan utang luar negeri swasta. Kinerja investasi lainnya juga terbantu oleh adanya tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR). Tambahan alokasi SDR tersebut ditujukan untuk memperkuat cadangan devisa negara-negara anggota International Monetary Fund (IMF), termasuk Indonesia,sebagai bagian dari upaya penanganan krisis ekonomi global.
sumber:http://www.bi.go.id
Namun, akselerasi kegiatan ekonomi domestik mendorong impor nonmigas tumbuh lebih cepat (16,3%, q.t.q) daripada ekspor nonmigas (9,5%, q.t.q) sehingga surplus neraca perdagangan nonmigas berkurang dibandingkan triwulan sebelumnya. Akselerasi kegiatan ekonomi domestik, disertai faktor musiman Lebaran, juga menyebabkan kenaikan konsumsi BBM dan impor minyak sehingga menimbulkan defisit pada neraca perdagangan minyak.
Sekalipun demikian, kinerja transaksi berjalan terbantu oleh kenaikan surplus neraca perdagangan gas seiring telah berproduksinya lapangan gas Tangguh dan meningkatnya harga minyak dunia.
Penurunan surplus transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh perbaikan kinerja transaksi modal dan finansial. Pada triwulan III 2009 transaksi modal dan finansial mencatat surplus $3,0 miliar, setelah pada periode sebelumnya mengalami defisit US$2,2 miliar. Surplus ini bersumber dari perbaikan kinerja investasi portofolio dan investasi lainnya. Kondisi makroekonomi di dalam negeri yang semakin membaik, didukung oleh suku bunga instrumen rupiah yang relatif menarik, memicu kenaikan arus masuk investasi portofolio. Pada kelompok investasi lainnya, prospek ekonomi yang membaik, kondisi likuiditas global yang melonggar, serta suku bunga luar negeri yang relatif rendah, mendorong kenaikan penarikan utang luar negeri swasta. Kinerja investasi lainnya juga terbantu oleh adanya tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR). Tambahan alokasi SDR tersebut ditujukan untuk memperkuat cadangan devisa negara-negara anggota International Monetary Fund (IMF), termasuk Indonesia,sebagai bagian dari upaya penanganan krisis ekonomi global.
sumber:http://www.bi.go.id
0 komentar:
Posting Komentar